Strategi Manusia Pilihan



Kata pendidikan seringkali kita dengar , dan ini memang fitrah manusia yang harus kita jalankan. Pendidikan akan berhasil secara optimal manakala dilaksanakan dan dimulai sejak anak masih usia dini, dan lebih baik lagi  sejak anak masih dalam kandungan atau lebih jauh lagi perhatian akan pendidikan sudah dimulai sebelum pasangan suami istri melangsungkan pernikahan. Ini diharapkan nantinya akan terciptanya sosok manusia yang memiliki kepribadian yang baik bahkan unggul. Untuk membentuk kepribadian manusia, ada tiga faktor yang fundamental yang perlu diperhatikan oleh setiap orang tua.

qabla al wiladah (sebelum melahirkan). Di sini nantinya memberikan tuntunan akan urgensi selektifitas kriteria calon suami maupun istri. Anak nantinya akan memiliki kepribadian yang utama tatkala didasari oleh kedua orang tua yang berkepribadian yang baik pula. Pepatah jawa menyebutkan “kacang ora adoh songko lanjarane”, dengan arti anak tidak akan jauh berbeda dari orang tuanya. Ungkapan senada diungkapkan oleh orang Belanda dengan ungkapan “buah apel tidak akan jatuh jauh dari pohonnya”.

 ma’a al-ghoirihi (bersama orang lain). Seseorang nantinya diharapkan memiliki kepribadian yang baik dengan penyokong utamanya adalah orang lain, yang nantinya bisa berbentuk sekolah, lembaga, organisasi, perkumpulan, maupun paguyuban yang di situ nantinya seseorang bisa mengembangkan dan mengeksplorasi diri dan potensinya bersama orang lain. Dengan bergaul, bersosialisasi, seseorang dimungkinkan akan bisa berkepribadian baik.

bi al-nafsihi (dengan dirinya sendiri). Satu hal penting yang mempengaruhi seseorang berakhlak mulia adalah dari dirinya sendiri. Seseorang bisa menggali potensi, mempertajam karakter, maupun mengolah “fitrah”nya dengan usahanya sendiri. Melalui membaca (outodidak), bertadabbur, tafakkur, dan meditasi, seseorang sangat dimungkinkan bisa “menjadi baik”.
Previous
Next Post »